Headlines News :
Home » » MENJAGA PERSATUAN DAN MENGHINDARI PERSELISIHAN ANTAR SESAMA (TAFSIR SURAT AL-MAIDAH AYAT 48, HUD AYAT 118, DAN AL-HUJURAT 13)

MENJAGA PERSATUAN DAN MENGHINDARI PERSELISIHAN ANTAR SESAMA (TAFSIR SURAT AL-MAIDAH AYAT 48, HUD AYAT 118, DAN AL-HUJURAT 13)

Written By Unknown on Sabtu, 09 Januari 2016 | 07.12

Halo..

Lama gak posting di blog, Tugas Tafsir ini sebenarnya. Mungkin ada yang butuh? Langsung saja..

MENJAGA PERSATUAN DAN MENGHINDARI PERSELISIHAN ANTAR SESAMA
TAFSIR SURAT AL-MAIDAH AYAT 48, HUD AYAT 118, DAN AL-HUJURAT 13






Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Tafsir 1
Dosen Pengampu : H. Muh. Aji Nugroho, Lc., M.Pd.I

Disusun Oleh :
Ahnaf Muzayyinul Islam                    (143111119)


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2015
I.            PENDAHULUAN
Al-Qur’an merupakan kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammad sebagai pedoman hidup umat manusia. Allah telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul-rasul-Nya sebelumnya dengan syariat yang berbeda-beda pula sesuai dengan konteks dan situasi zaman itu. Perbedaan syariat bukan untuk diperselisihkan, karena Allah SWT membenci perselisihan.
II.            PEMBAHASAN
A.    Lafadz Al-Maidah ayat 48
!$uZø9tRr&ur y7øs9Î) |=»tGÅ3ø9$# Èd,ysø9$$Î/ $]%Ïd|ÁãB $yJÏj9 šú÷üt/ Ïm÷ƒytƒ z`ÏB É=»tGÅ6ø9$# $·YÏJøygãBur Ïmøn=tã ( Nà6÷n$$sù OßgoY÷t/ !$yJÎ/ tAtRr& ª!$# ( Ÿwur ôìÎ6®Ks? öNèduä!#uq÷dr& $£Jtã x8uä!%y` z`ÏB Èd,ysø9$# 4 9e@ä3Ï9 $oYù=yèy_ öNä3ZÏB Zptã÷ŽÅ° %[`$yg÷YÏBur 4 öqs9ur uä!$x© ª!$# öNà6n=yèyfs9 Zp¨Bé& ZoyÏnºur `Å3»s9ur öNä.uqè=ö7uŠÏj9 Îû !$tB öNä38s?#uä ( (#qà)Î7tFó$$sù ÏNºuŽöyø9$# 4 n<Î) «!$# öNà6ãèÅ_ötB $YèÏJy_ Nä3ã¥Îm6t^ãŠsù $yJÎ/ óOçGYä. ÏmŠÏù tbqàÿÎ=tFøƒrB ÇÍÑÈ  
48. dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

1.      Mufradat Al-Maidah ayat 48
ÎAl-Qur’an: =»tGÅ3ø9$#                       aturan : ptã÷ŽÅ°           jalan yang terang: %[`$yg÷YÏBu         
batu ujian: $·YÏJøygãB        menghendaki: Nà6n=yèyfs9
2.      Tafsir Arab Al-Maidah ayat 48
وأنزلنا إليك-يا محمد- القرآن,ن وكل ما فيه حقّ يشهد على صدق الكتب قبلهو وأنها من عنداللّه, حاكمأ عليها شاهدأ بصحتها, أمينأ عليه, فا حكم بين المحتكمين إليك من اليهود بما أنزل اللّه إليك في هذا القرآن, ولا تنصرف عن الحقّ الذي أمركاللّه به إلىأهوائهم وما اعتادوه, فقد جعلنا لكل أمة شريعة, وطريقة واضحة يعملن بها. ولو شاءاللّه لجعل شرائتكم واحدة, ولكنه تعالى خالف بينها ليختبركم, فيظهر المطيع من العاصى, فسارعوا إلى ماهوخير لكم في الدرين بالعمل بمافي القرآن, فإن مصيركم إلى اللّه, فيخبركم بما كنتم فيه تختلفون, ويجزي كلاّ بعمله.
3.      Tafsir Al-Maidah ayat 48
Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi dan Rasul terakhir Muhammad saw. Al-Qur’an adalah kitab Samawi terakhir yang membawa kebenaran, mencakup isi dan membenarkan Kitab suci sebelumnya seperti Taurat dan Injil.[1]
Firman-Nya  |=»tGÅ3ø9$# y7øs9Î) !$uZø9tRr&ur (dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an), maksudnya adalah kitab untuk Muhammad SAW.[2] =»tGÅ3ø9$# disini maksudnya adalah Al-Qur’an, dan ungkapan dalam bentuk ta’rif (definitif) adalah karena sudah ma’lum.[3]
Kalimat ,ysø9$$Î/ terkait dengan kalimat mahdzuf (dibuang atau tidak ditampakkan) yang statusnya sebagai hal (keterangan kondisi), yakni (bila ditampakkan): mutalabbisan bil haq (dengan membawa kebenaran.[4] Redaksi kalimat: m÷ƒytƒ ú÷üt/ $yJÏj9 $]%Ïd|ÁãB  š (yang membenarkan apa yang sebelumnya) maksudnya Al-Qur’an diturunkan kepada Muhammad dengan kondisi membawa kebenaran dan membenarkan kitab-kitab Allah yang diturunkan sebelumnya karena ia mencakup seruan kepada Allah, memerintahkan kebajikan, dan mencegah kemungkaran.[5]
Firman-Nya (møn=tã$·YÏJøygãBur), Al-‘Aufi mengatakan dari Ibnu Abbas (møn=tã$·YÏJøygãBur) “dan batu ujian terhadap Kitab-kitab yang lain itu”, yaitu, menentukan (memutuskan) terhadap Kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.[6] Firman-Nya t ª!$# AtRr& $yJÎ/ OßgoY÷t/ Nà6÷n$$sù (maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan), maksudnya adalah, menurut apa yang diturunkan kepadamu didalam Al-Qur’an, karena Al-Qur’an mencakup semua yang disyariatkan Allah bagi para hamba-Nya dalam semua kitab terdahulu.[7]
 Ibnu Hati  mengatakan dari Ibnu Abbas ia berkata: “Dahulu Nabi memiliki hak untuk memilih (cara dalam memutuskan suatu perkara): Jika beliau berkehendak, beliau boleh memberikan keputusan kepada mereka; dan jika beliau tidak berkehendak, beliau boleh menolak memberikan putusan kepada mereka dan mengembalikkan keputusan atas perkara mereka kepada hukum mereka sendiri. Maka turunlah ayat:
 Nèduä ô!#uq÷dr& ìÎ6®Ks?  wur !!$# tAtRr&  $yJÎ/ OßgoY÷t/ Nà6÷n$$sù   Ÿ”Maka putuskanlah perkara diantara diantara mereka menurut apa yang Allah tentukan, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka”.[8]
Firman-Nya %[`$yg÷YÏBur Zptã÷ŽÅ°  Nä3ZÏB $oYù=yèy_  9e@ä3Ï9ö , kata syir’atan dan syari’ah pada mulanya berarti “air yang banyak”, atau “jalan menuju sumber air”. Agama dinamakan  syariat karena ia merupakan sumber kehidupan ruhani, sebagaimana air yang merupakan sumber kehidupan jasmani. Al-qur’an menggunakan kata syariat dalam arti yang lebih sempit dari kata din yang diterjemahkan dengan “agama”.[9] Syariat adalah jalan/aturan agama untuk satu umat tertentu, dan nabi tertentu, seperti syariat Nuh, syariat Ibrahim, syariat Musa, syariat Isa, dan syariat Muhammad. Sedang din adalah tuntunan Ilahi yang bersifat umum dan mencakup semua umat. Karena itu, agama atau din tidak mungkin dibatalkan, sedang syariat dapat saja dibatalkan oleh syariat yang datang kemudian.[10]
Minhajan maknanya adalah “jalan yang luas”. Bila dikaitkan dengan syir’atan, merupakan isyarat bahwasanya ada jalan yang luas menuju syariat/sumber air itu. Setiap umat diberi minhaj dan syariat sesuai dengan perkembangan dan keadaannya. Setiap terjadi perubahan, Allah pasti akan mengubah minhaj dan syariat yang telah diberikan. Mereka yang bertahan, padahal jalan telah berubah, niscaya akan tersesat.[11]
Firman-Nya öZoyÏnºur Zp¨Bé& Nà6n=yèyfs9u ª!$# ä!$x© öqs9ur (Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja) dengan satu syariat, satu kitab, dan satu rasul. öNä.uqè=ö7uŠÏj9 `Å3»s9ur (Tetapi Allah hendak menguji kamu), maksudnya Allah tidak menghendaki demikian, akan tetapi Allah menghendaki ujian bagimu dengan beragamnya syariat.[12]
Makna öNä38s?#uä !$tB Îû (terhadap pemberian-Nya kepadamu) adalah terhadap syariat-syariat beragam yang diturunkan-Nya kepadamu karena perbedaan waktu dan para rasul. Ini menunjukkan bahwa perbedaan syariat sebagai ujian dan cobaan, bukan karena beragamnya kemaslahatan umat yang disebabkan oleh perbedaan waktu dan pribadi.[13]
Firman-Nya ( ÏNºuŽöyø9$# #qà)Î7tFó$$sù (maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan) maksudnya adalah, karena kehendak Allah menetapkan perbedaan syariat, maka berlomba-lombalah kamu dalam melaksanakan apa-apa yang kamu diperintahkannya dan meninggalkan apa-apa yang kamu diperintahkan untuk meninggalkannya.
Kemudian Allah berfirman: $YèÏJy_ Nà6ãèÅ_ötB «!$# ö n<Î)  (hanya kepada Allah lah kamu semua kembali) Maksudnya, tempat kembali kalian pada hari Kiamat kelak kepada Allah, hai sekalian manusia.
Firman-Nya  tbqàÿÎ=tFøƒrB ó ÏmŠÏù OçGYä.$yJÎ/ Nä3ã¥Îm6t^ãŠsù (lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu). Artinya, Allah Ta’ala akan memberitahukan kebenaran yang kalian perselisihkan. Maka orang-orang yang bersikap benar, akan diberikan pahala atas kejujuran mereka itu, dan menyiksa orang-orang kafir yang sangat ingkar, lagi mendustakan kebenaran.[14]
4.      Nilai nilai yang dapat di petik pada Al-Maidah ayat 48
1.      Perbedaan syariat bukan untuk diperselisihkan
2.      Allah sangat membenci orang yang mendustakan kebenaran
B.     Lafadz Hud ayat 118
öqs9ur uä!$x© y7/u Ÿ@yèpgm: }¨$¨Z9$# Zp¨Bé& ZoyÏnºur ( Ÿwur tbqä9#ttƒ šúüÏÿÎ=tGøƒèC ÇÊÊÑÈ  
118. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka Senantiasa berselisih pendapat,
1.    Mufrodat Hud ayat 118
Sekiranya: qs9ur                                                  umat yang satu:  ZoyÏnºur p¨Bé&     
berselisih pendapat:  úüÏÿÎ=tGøƒèC
2.    Tafsir Arab Hud ayat 118
ولوشاءربك لخعل الناس كلهم جماعة واحدة على دين وأحدوهودين الإسلام, ولكن سبحانه لم يشأ ذلك, فلا يزال الناس مختلفين في أديا نهم, وذلك مقتضى حكمته
3.     Tafsir Hud ayat 118
Ayat ini menjelaskan bahwa kalau Allah menghendaki, maka manusia menjadi umat yang satu dalam beragama sesuai dengan fitrah asal kejadiannya.[15] Sekalipun pada mulanya manusia itu merupakan umat yang satu tidak terdapat perselisihan diantara mereka, tetapi setelah mereka berkembang biak, timbullah keperluan dan keinginan yang berbeda-beda maka timbul pulalah perbedaan dan perselisihan yang tak ada habis-habisnya.[16]
            Kata (qs9) law/sekiranya dalam firman-Nya: sekiranya Allah menghendaki, menunjukkan bahwa hal tersebut tidak di kehendaki-Nya, karena kata law tidak digunakan kecuali untuk mengandaikan sesuatu yang tidak mungkin terjadi/mustahil.[17] Ini berarti bahwa Allah tidak menghendaki menjadikan manusia semua sejak dahulu hingga kini satu umat saja, yakni satu pendapat, satu kecenderungan, bahkan satu agama dalam segala prinsip dan rinciannya. Karena jika Allah menghendaki demikian, Dia tidak akan memberi manusia kebebasan memilah dan memilih, termasuk kebebasan memilih agama dan kepercayaan.
            Allah menganugerahkan manusia akal pikiran, potensi baik dan buruk, dan dalam saat yang sama mengutus nabi dan rasul, menurunkan kitab suci, untuk mengukuhkan fitrah kesucian yang melengkapi jiwa manusia, dengan harapan kiranya manusia dalam hal-hal prinsip ajaran agama tidak perlu berselisih.[18] Tetapi ternyata sebagian manusia menggunakan potensi-potensinya itu untuk berselisih pula dalam prinsip-prinsip pokok agama, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Allah.
4.      Nilai yang dapat dipetik dari Hud ayat 118
1.Perbedaan prinsip dalam beragama bukan untuk diperselisihkan
2. Perintah untuk toleransi dengan sesama  
C.    Lafadz Al-Hujurat Ayat 13
$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ  
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
1.      Mufrodat Al-Hujurat ayat 13
 Bangsa:                            $\/qãèä©
Kabilah atau suku:                  @ͬ!$t7s%u
Menciptakan kamu:                 /ä3»oYø)n=yz
2.      Tafsir Arab Al-Hujurat ayat 13
(يأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ خَلَقْنَكٌمْ مِّنْ ذَكَرِوَأُنْشَي) عَامّ والذي بعده خاص لأن الشعوب والقبائل في العرب خاصّة (إنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَكُمْ) روى عبد الرحمن في العرب خاصة قيل: يا رسولاللّه من خير النّاس ؟ قال : " من طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنُ عَمَلُهُ" وقالت دُرّةُ : سئل النبي صلى اللّه عليه وسلم : مِنْ خَيْرُ النَّاس ؟ قال : " آمَرُهُمْ بالمعرف وأنهاهم عن المنكر وأو صلُهُم للرَّحم وأتقاهم" قال ابن عباس : ترك الناس هذه الآية : ( إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَاللّهِ أتْقَكُمْ) وقالوا : بالنسبز و قال أبو هريرة : ينادي منادِيومالقيامة إني جَعَلَتُ نسبآ وَجَعَلَهُمْ نَسَبّا. (إَنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَكُمْ) ليكم المتّقونَ فلا يقوم إلاّ من كان كذلك.[19]
3.      Tafsir Al-Hujurat ayat 13
Diriwayatkan oleh Abu Dawud mengenai turunnya ayat ini yaitu tentang peristiwa Rosulullah menyuruh kabilah Bani Bayadah untuk menikahkan seorang perempuan dari kalangannya dengan seorang budak yang bernama Abu Hindin. Ayat ini menerangkan agar kita tidak boleh mencemooh seseorang karena memandang rendah kedudukannya.[20]
Kata syu’uban pada ayat diatas merupakan bentuk plural (jama’) dari kata sya’b yang berarti bangsa (nation), yang terdiridari beberapa suku atau kabilah yang bersepakat untuk bersatu dibawah aturan-aturan yang disepakati bersama. Dalam konteks ayat ini, Allah menjelaskan bahwa Dia menciptakan manusia dari laki dan perempuan, dan menjadikannya berbagai bangsa dan suku bangsa.[21]
Kata Qaba’il pada ayat diatas merupakan bentuk plural (jama’) dari kata qabilah yang berarti kabilah atau suku. Biasanya kata qabilah atau suku didasarkan pada banyaknya keturunan yang menjadi kebanggaan. Jelasnya, kata qabilah (suku-suku) lebih kecil cakupannya daripada syu’ub (bangsa-bangsa).[22]
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dengan satu ayah yaitu Adam a.s. dan dari seorang ibu yaitu Hawa a.s. dengan tersebarnya keturunan Adam dan Hawa, Allah menjadikan manusia bersuku-suku yang berbeda agar manusia saling mengenal.[23] Kebiasaan manusia memandang kemuliaan itu selalu ada sangkut pautnya dengan kebangsaan dan kekayaan. Allah tidak menyukai orang-orang yang memperlihatkan kekayaannya, keturunan, atau kepangkatannya, karena yang paling mulia disisi Allah hanyalah orang-orang yang bertakwa kepada-Nya.[24]
4.      Nilai-nilai yang dapat dipetik pada Al-Hujurat ayat 13
1.      Larangan merendahkan orang lain.
2.      Menciptakan kehidupan yang damai dan rukun.
3.      Saling mengenal, dengan mengenal kita bisa mencari nilai kebaikan yang universal dari kelompok lain.
D.  Hikmah Yang Dapat Dipetik
1.      Perbedaan syariat bukan untuk diperselisihkan
2.      Perbedaan prinsip dalam beragama bukan untuk diperselisihkan
3.      Saling mengenal, dengan mengenal kita bisa mencari nilai kebaikan yang universal dari kelompok lain.
III.            PENUTUP
Allah mengajarkan kepada manusia untuk bersatu, bukan saling berselisih karena Allah sangat membenci perselisihan. Allah menjadikan manusia bersuku-suku yang berbeda agar manusia saling mengenal.
DAFTAR PUSTAKA
Agama, Departemen RI. 2010. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: Lentera Abadi.
Al-Nahhas, Imam Ibn. 2009. I’rab Qur’an. Lebanon: Dar al-kotob Al-Ilmiyah.
Al-Qarni, Aidh. 2008. Tafsir Muyassar, Terj. Qusthi press. Jakarta: Qusthi Press.
Muhammad, Abdullah bin. 2012. Tafsir Ibnu Katsir, Terj. Abdul Ghoffar. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i.
Muhammad, bin Ali Imam. 2009. Tafsir Fathul Qadir, Terj. Amir Hamzah dan Asep Saefullah. Jakarta: Pustaka Azzam.
Shihab, M. Quraish. 2012. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.




[1]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm. 411.
[2]Imam Muhammad bin Ali, Tafsir Fathul Qadir, Terj. Amir Hamzah dan Asep Saefullah, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), hlm. 405.
[3]Ibid., hlm. 406.
[4]Ibid.,  
[5]Ibid.,
[6]Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir, Ter. Abdul Ghoffar, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2012), hlm. 342.
[7]Imam Muhammad bin Ali, Tafsir Fathul Qadir, hlm. 407.
[8]Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir, hlm. 342.
[9]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, hlm. 411.
[10]Ibid.,
[11]Ibid.,
[12]Imam Muhammad bin Ali, Tafsir Fathul Qadir, hlm. 409.
[13]Ibid.,
[14]Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir, hlm. 343.
[15]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm 488.
[16]Ibid.,
[17]M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2012), hlm. 362.
[18]Ibid., hlm. 363. 
[19]Imam Ibn al-Nahhas, I’rab Qur’an, (Lebanon: Dar al-kotob Al-Ilmiyah, 2009), hlm. 144.
[20]Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm. 419.
[21]Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir, hlm. 419.
[22]Ibid.,
[23]Aidh al-Qarni, Tafsir Muyassar, Terj. Qusthi press, (Jakarta: Qusthi Press, 2008), hlm. 157-158.
[24]Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, hlm.420.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Anda Pengunjung Ke

Entri Populer

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. AREA UNIK - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template